Alat Musik Tradisional Indonesia dan Daerah asalnya
Contoh jenis-jenis Alat Musik Tradisional Indonesia beserta gambar, fungsi, namanya, daerah asalnya dan cara memainkannya. "Alat Musik tradisional adalah sebuah instrumen musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun".
Alat Musik Tradisional Indonesia
Alat Musik tradisional adalah sebuah instrumen musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga hal yang saling memengaruhi di antaranya seniman, musik itu sendiri, dan masyarakat penikmatnya. Tiap persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional dipersatukan, menjadikan musik tradisional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi peserta juga kepada masyarakat luas sehingga musik tradisional dapat berperan sebagai hiburan untuk menjalankan bisnis para pengusaha. Musik Tradisional juga adalah musik yang berkembang secara tradisional di kalangan suku-suku tertentu.
Berikut ini adalah Alat Musik Tradisional yang berasal dari Nusantara:
1. Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang berkembang dari masyarakat Sunda. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi.
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010. Dan pada tanggal 16 November 2022, Mesin pencari terbesar, Google memajang Angklung di laman depan situs sebagai Google Doodle untuk merayakan Hari Angklung Sedunia.
2. Calung
Calung adalah alat musik purwarupa jenis idiofon yang terbuat dari bambu. Alat musik ini adalah musik tradisional yang awalnya berkembang dari masyarakat Sunda, yang juga dikenal dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul bilah atau ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la untuk masyarakat Sunda). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), tetapi ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu ater, berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.
3. Bedug
Beduk, juga ditulis sebagai bedug, adalah alat musik tabuh seperti gendang besar. Beduk merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah beduk biasa dibunyikan untuk pemberitahuan akan datangnya waktu salat atau sembahyang. Juga digunakan dalam kesenian tradisional salah satunya dalam Seni Reak. Beduk terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, beduk menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
4. Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis.
5. Kendang
Kendang atau Gendang adalah alat bunyi-bunyian berupa kayu bulat panjang, di dalamnya ada rongga dan salah satu lubangnya atau kedua-duanya diberi kulit yang berasal dari Jawa Timur. Alat musik ini termasuk salah satu bagian dalam gamelan dan karawitan Jawa.
6. Gendrum
Gendrum adalah sebuah alat musik hibrida antara gendang dan drum yang dirancang oleh Siswo Harsono pada tahun 1992. Alat musik tersebut biasanya diaplikasi dalam kesenian Gambang Semarang dan dapat juga diaplikasikan dalam kesenian lain seperti jaipongan, campursari, ataupun dangdut. Gendrum terdiri dari sebuah kendang jaipong, sebuah kendang batangan, dua buah ketipung (panepak), dua buah ketibung (ketipung besar), sepasang bongo, cowbells, drum bass, dan seperangkat simbal yang terdiri atas sebuah ride, crash, splash, dan china.
Gendrum merupakan seperangkat perkusi yang dimainkan oleh seorang pemain gendrum (gendrumer), dan bukan oleh sekelompok pemain perkusi. Kombinasi perkusi yang terdapat dalam perangkat gendrum merupakan satu kesatuan harmoni yang sudah disetem sesuai keperluan. Teknik permainan yang diaplikasi oleh Siswo Harsono dinamakan "tepak campursari". Permainan tepak campursari ala Siswo Harsono memiliki keragaman tepak yang mengombinasikan permainan kendang jaipong, bongo, drum, dan simbal. Tepak campursari ini diaplikasi oleh Siswo Harsono dalam pengembangan seni Gambang Semarang yang dilakukan oleh Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang.
7. Gendang Lima Sedalanen
Gendang Lima Sedalanen adalah adalah ansambel musik tradisional Karo yang terdiri dari lima perangkat alat musik tabuh. Alat musik tersebut adalah Sarune (aerofon), Gendang Singanaki, Gendang Singindugi, Gendang Penganak, dan Gung (membranofon). Instrumen ini juga disebut ranggutna sepuluh dua, yaitu angka dua belas untuk hitung-hitungan perangkat yang dipergunakan seluruhnya, termasuk stik atau alat memukul instrumen musik tersebut.
Jika diklasifikasi berdasarkan ensambel musik, selain Gendang Lima Sedalanen, juga terdapat Gendang Telu Sedalanen. Gendang Telu Sedalanen adalah terdiri dari tiga instrumen musik yang dimainkan secara bersamaan, yang terdiri dari kulcapi (long neck lute) sebagai pembawa melodi, keteng-keteng (idiokordofon, tube-zhyter) sebagai pembawa ritmis, dan mangkuk mbentar (idiofon) sebagai pembawa tempo.
8. Ketipung
Ketipung adalah alat musik tradisional Jawa Timur yang berbentuk menyerupai Gendang tetapi memiliki ukuran lebih kecil. Ketipung dibuat dari kayu yang dibubut, kemudian kemudian diberi lubang di tengahnya berukuran 20cm hingga 40 cm. Bunyi yang dihasilkan biasanya menghasilkan musik Keroncong, Dangdut, dan Melayu.
9. Tambo
Tambo adalah alat musik tradisional Aceh. Tambo terbuat dari batang iboh, kulit sapi, dan rotan sebagai alat peregang kulit. Bentuknya sejenis tambur dan dimainkan dengan cara dipukul. Pada zaman duhulu, tambo berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menandakan datangya waktu salat dan untuk mengumpulkan warga ke meunasah guna membicarakan masalah-masalah-masalah yang ada dalam suatu kampung. Saat ini, tambo sudah jarang digunakan karena adanya teknologi modern berupa mikrofon.
10. Tifa
Tifa adalah alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya Kepulauan Maluku dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa berdasarkan ukuran, berurutan dari ukuran kecil sampai besar berupa Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.
11. Rebana
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku Melayu. Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura sering memakai rebana bersama gambus digunakan untuk mengiringi tarian zapin. Rebana juga digunakan untuk melantunkan kasidah dan hadroh. Di bumiayu, rebana juga dijadikan sebagai lambang kota tersebut.
12. Kacapi
Kacapi atau kecapi adalah alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda, Mamaos Cianjuran, kawih, dan kacapi suling.
Rincian unsur nada dalam sebuah kacapi parahu.
Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi.
13. Suling Sunda
Suling (Sunda) adalah salah satu waditra angin Sunda yang dimainkan dengan cara ditiup. Biasanya terbuat dari bambu tamiang. Seruling tersebar hampir di seluruh wilayah Sunda, umumnya di wilayah Priangan. Seruling biasanya digunakan untuk menyanyikan lagu dan puisi.
Besar kecilnya seruling menentukan tinggi rendahnya bunyi. Misalnya untuk lagu, seruling yang digunakan lebih panjang antara 58-62 cm (karena bunyinya lebih rendah) dibandingkan seruling untuk menyanyi atau bernyanyi 50-58 cm.
14. Saluang
Saluang adalah alat musik tiup tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat terbuat dari bambu. Alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tetapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm.
15. Tarompet Sunda
Tarompet (sunda) adalah alat musik tradisional yang terkenal di Jawa Barat. Tarompet merupakan alat musik yang dibuat dari kayu dan mempunyai tujuh lubang suara. Alat musik ini biasanya dipakai untuk mengiringi pagelaran tari, pencak silat, reog, Seni Reak, benjang, adu domba, sisingaan, kuda renggong, dll. Tarompet asal katanya dari kata empet, sedangkan kata tara (taro) berasal dari kata tala. Empet yaitu suara yang keluar dari potongan lembaran daun kelapa atau kawung yang dibunyikan dengan cara ditiup. Sedangkan tala artinya yaitu jantung. Jadi tarompet yaitu empet yang jadi jantung suara.
16. Pereret Pengasih-asih
Pereret adalah alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi trompet. Pengasih - asih adalah guna - guna (pelet) sedangkan jodoh adalah pasangan yang layak sebagai suami atau istri.
Alat musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana, Bali. Biasanya alat musik ini digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati. Cara menggunakan Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut sehingga keluar suara yang sangat merdu dan menawan hati.Pereret juga kerap digunakan dalam upacara adat Bali seperti Odalan Pura.
17. Triton
Triton adalah alat musik tradisional masyarakat Papua. Triton dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini terdapat di seluruh pantai, terutama di daerah Biak, Yapen, Waropen, Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja Ampat. Awalnya, alat ini hanya digunakan untuk sarana komunikasi atau sebagai alat panggil/ pemberi tanda. Selanjutnya, alat ini juga digunakan sebagai sarana hiburan dan alat musik tradisional.
18. Tahuri
Tahuri adalah terompet yang dikenal oleh masyarakat Maluku yang tinggal di pesisir pantai memiliki peralatan musik yang unik; sebuah kerang yang jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya dan semakin besar kerangnya bunyinya pun semakin rendah.
19. Fuu
Fuu merupakan alat musik Papua yang terbuat dari kayu dan bambu. Fuu digunakan untuk mengiringi suatu tarian tertentu. Tak hanya itu saja, alat musik tradisional tersebut juga digunakan untuk mengumpulkan suatu penduduk dari suku tertentu.
Alat musik yang satu ini adalah perpaduan antara bentuk suling dan juga tabung karena memiliki bentuk yang gempal dan berlubang pada ujungnya yang biasnya dimainkan berkolaborasi dengan alat musik papua lainnya seperti Tifa atau Kelambut.
20. Karinding
Karinding merupakan salah satu alat musik tradisional Sunda yang cara memainkannya disentil oleh ujung telunjuk sambil ditempel di bibir. Alat musik ini termasuk dalam jenis lamelafon atau idiofon. Biasanya dibuat dari bahan pelepah aren atau dari bambu. Karinding menurut bahasa Sunda teridiri dari kata Ka Ra Da Hyang yang artinya dengan diiringi oleh doa sang Maha Kuasa. Atau ada juga yang mengartikan Ka=sumber dan Rinding= bunyi jadi artinya sumber bunyi.
21. Rebab
Rebab adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagiandari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, tetapi terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).
22. Sasando
Sasandu (bahasa Rote) atau Sasando (bahasa Kupang) adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jari tangan. Sasando merupakan alat musik tradisional dari kebudayaan Rote. Alat musik Sasando bentuknya sederhana bagian utamanya berbentuk tabung panjang dari bambu, bagian tengah melingkar dari atas ke bawah diberi penyangga (Bahasa Rote: senda) dimana dawai-dawai atau senar yang direntangkan ditabung bambu dari atas ke bawah bertumpu. Penyangga ini memberikan nada yang berbeda-beda pada setiap petikan dawai, lalu tabung sasando diberi sebuah wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar(haik). Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando. Bentuk sasando mirip dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7.
23. Sampe
Sampe merupakan alat musik tradisional Suku Dayak. Penyebutan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik ini berbeda-beda dalam tradisi masing-masing sub suku dayak yang ada di Kalimantan Timur.
Alat musik petik sampe dibuat dari bahan kayu pilihan. Kayu yang dinilai mempunyai kualitas baik sebagai bahan pembuat sampe adalah jenis-jenis kayu sebangsa kayu meranti, misalnya kayu pelantan, kayu adau, kayu marang, kayu tabalok, dan sejenisnya. Jenis kayu-kayu itu dipilih karena kuat, tidak mudah pecah, keras, tahan lama, dan tidak mudah dirusak atau dimakan binatang seperti rayap. Semakin keras dan banyak urat daging kayunya, maka suara yang dihasilkan sampe akan semaki baik pula. Untuk dawai atau senar sampe, pada awalnya masih menggunakan tali yang berasal dari serat pohon enau atau aren, namun sekarang senar sampe sering dibuat dari bahan kawat tipis sehingga bunyinya akan terdengar lebih nyaring.
24. Bonang
Bonang adalah alat musik pukul dalam orkes gamelan, terbuat dari perunggu, bentuknya menyerupai periuk atau belanga, atau gong kecil yang disusun di atas tali yang terentang di antara kerangka sandaran kayu.
25. Demung
Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog dan slendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron.
26. Peking
Peking adalah suatu jenis alat musik Saron (bagian dari Gamelan) berupa bilah-bilah besi kecil bernada tinggi.
Sejak 2021, seluruh instrumen Gamelan (yang mana juga mencakup Peking) secara resmi diakui oleh UNESCO 'Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa' sebagai salah satu 'Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Kemanusiaan' yang berasal dari Indonesia.
27. Saron
Saron adalah alat musik gamelan yang berupa bilah-bilah logam yang diletakkan di atas wadah kayu berongga, jumlah bilahnya sebanyak nada pokok tangga nada, antara 6–8. Alat musik ini berasal dari Jawa Tengah.
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.
28. Slenthem
Slenthem adalah salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan bila ditabuh. Beberapa kalangan menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya pada instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi pelog. Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B, sedangkan slenthem slendro memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C'.
29. Talempong
Talempong (atau dikenal sebagai Cak Lempong dalam sebutan sebutan di Negeri Sembilan Malaysia) adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dibuat dengan menggunakan bahan dasar dari kuningan, tetapi ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Namun, saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan.
Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.
30. Kolintang
Kolintang adalah alat musik pukul tradisional minahasa dari Sulawesi utara, Indonesia yang terdiri dari bilah-bilah kayu yang disusun berderet dan dipasang di atas sebuah bak kayu. Kolintang biasanya dimainkan secara ansambel. Kolintang dalam masyarakat minahasa digunakan untuk mengiringi upacara adat, tari, menyanyi, dan bermusik. Kayu yang dipakai untuk membuat Kolintang adalah kayu lokal yang ringan namun kuat seperti kayu Telur (Alstonia sp), kayu Wenuang (Octomeles Sumatrana Miq), kayu Cempaka (Elmerrillia Tsiampaca), kayu Waru (Hibiscus Tiliaceus), dan sejenisnya yang mempunyai konstruksi serat paralel.
Pada tahun 2013, Alat musik kolintang dari suku minahasa, Sulawesi utara diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Sumber : Wikipedia.org